Selasa, September 08, 2009

Prabu Baladewa

Dalam pewayangan Jawa, Baladewa adalah saudara Prabu Kresna. Prabu Baladewa yang waktu mudanya bernama Kakrasana, adalah putra Prabu Basudewa, raja negara ManduraSubadra atau Dewi Lara Ireng, puteri Prabu Basudewa dengan permaisuri Dewi Badrahini. Baladewa juga mempunyai saudara lain ibu bernama Arya Udawa, putra Prabu Basudewa dengan Ken Sagupi, seorang swarawati keraton Mandura. dengan permaisuri Dewi Mahendra atau Maekah. Ia lahir kembar bersama adiknya, dan mempunyai adik lain ibu bernama Dewi


Prabu Baladewa yang mudanya pernah menjadi pendeta di pertapaan Argasonya bergelar Wasi Jaladara, menikah dengan Dewi Erawati, puteri Prabu Salya dengan Dewi Setyawati atau Pujawati dari negara Mandaraka. Dari perkawinan tersebut ia memperoleh dua orang putera bernama Wisata dan Wimuka.

Baladewa berwatak keras hati, mudah naik darah tapi pemaaf dan arif bijaksana. Ia sangat mahir mempergunakan gada, sehingga Bima dan Duryodana berguru kepadanya. Baladewa mempunyai dua pusaka sakti, yaitu Nangggala dan Alugara, keduanya pemberian Brahma. Ia juga mempunyai kendaraan gajah bernama Kyai Puspadenta. Dalam banyak hal, Baladewa adalah lawan daripada Kresna. Kresna berwarna hitam sedangkan Baladewa berkulit putih.

Pada perang Bharatayuddha sebenarnya prabu Baladewa memihak para Korawa, tetapi berkat siasat Kresna, beliau tidak ikut namun sebaliknya bertapa di Grojogan Sewu (GrojoganSewu = Seribu) dengan tujuan agar apabila terjadi perang Bharatayuddha, Baladewa tidak dapat mendengarnya karena tertutup suara gemuruh air terjun. Selain itu Kresna berjanji akan membangunkannya nanti Bharatayuddha terjadi, padahal keesokan hari setelah ia bertapa di Grojogan Sewu terjadilah perang Bharatayuddha. Jika Baladewa turut serta, pasti para Pandawa kalah, karena Baladewa sangatlah sakti. = Air Terjun,

Baladewa ada yang mengatakan sebgai titisan daripada naga sementara yang lainya meyakini sebagai titisan Sanghyang Basuki, Dewa keselamatan. Ia berumur sangat panjang. Setelah selesai perang Bharatayudha, Baladewa menjadi pamong dan penasehat Prabu Parikesit, raja negara Hastinapura setelah mangkatnya Prabu Kalimataya atau Prabu Puntadewa. Ia bergelar Resi Balarama. Ia mati moksa setelah punahnya seluruh Wangsa Wresni.
Selengkapnya...

Senin, Januari 19, 2009

Pandawa Lima

Pandhawa

Pandhawa itu jumlahnya ada lima yaitu; Yudhistira, Werkudoro dan Arjuna mereka adalah putra dari Pandu Dewanata dan ibunya bernama Kunthinalibrata, sedangkan Nakula Sadewa ibunya bernama Dewi Madrim, mereka tinggal di sebuah negara yang terkenal dengan nama kerajaan Ngamarta.

Yudhistira

Raden Yudistira atau Puntodewa adalah putra tertua dari Pandhawa dan dia juga sebagai Raja di Ngamarta. Yudistira mempunyai sifat yang jujur, tidak pernah marah, dan senang mengalah. Yudistira mempunyai darah putih dan jiwa yang suci dan punya kesaktian yang lebih.Pusaka yang terkenal yaitu Jamus Kalimasada, yaiut pusakyang berbentuk kitab yang bisa menghidupkan orang yang sudah meninggal.


Werkudoro

Raden Werkudoro adalah salah satunya satria Pendhawa. Orangnya tinggi besar. Kalau bersuara sangat keras, Disenangi oelh orang banyak karenaWerkudoro itu orangnya jujur dan senang menolong. Kalau sama saudaranya sangat setia dan rukun, demikian juga dengan orang tuanya. Werkudoro adalah satria Jodhipati dan Senjatanya bernama Kuku Pancanaka



Arjuna

Raden Arjuna merupakan penengah Pendhawa (nomor tiga) kalau di pewayangan arjuna terkenal dengan ketampanannya dan bukan itu saja arjuna juga terkenal dengan kesaktiannya, maka tidak heran kalau berperang asti kebanyakan menang
Arjuna m
empunyai sifat yang setia dan rukun dengan saudaranya. Sifatnya lemah lembut, kalau bicara juga halus tidak pernah bicara yang kasar.Arjuna adalah satria Madukara dan punya senjatabernamaPanah Pasopati.

Nakula dan Sadewa

Raden Nakula Sadewa itu kalau dipewayangan terkenal dengan satria kembar (nomor empat dan lima). Nakula dan Sadewa mempunyai sifat berbudi luhur dan dengan saudaranya sangat rukun, karena dari kecil sudah titinggal oleh orang tuanya, maka dengan saudara tua sangat menghormatinya. Nakula satria di Bumi Retawu dan Sadewa Satria di Sawo Jajar.


Selengkapnya...

Jumat, Januari 09, 2009

Cerita Gatotkaca Lahir

Lakon GATOTKACA LAHIR ini dibawakan oleh dalang Ki NARTO SABDO …

Di kahyangan Jonggringsalaka, para dewa kedatangan tamu Baladewa, Baladewa baru saja bermimpi kahyangan dilanda banjir, ternyata kahyangan memang sedang menghadapi serangan Kala Sekipu. Baladewa mencoba melawan Sekipu tetapi kalah.
Batara Guru kemudian menyuruh Batara Narada turun ke bumi untuk memberikan pusaka Wijayadanu dan Wijayacapa kepada Arjuna guna melawan Sekipu. Ternyata, pusaka jatuh ke tangan Suryatmaja yang memang berwajah mirip Arjuna.


Arjuna sedang berada di hutan untuk mencari kayu kastuba mulya guna memotong tali pusar Gatutkaca. Ketika tiba-tiba Narada datang dan mengatakan bahwa pusaka Wijayadanu dan Wijayacapa untuk Arjuna telah jatuh ke tangan Suryatmaja, Arjuna tidak begitu peduli. Hanya satu yang sedang Arjuna cari, kayu kastuba mulia. Ternyata menurut Narada, sarung pusaka Wijayacapa itu dari kayu tersebut. Barulah kemudian Arjuna bersedia memenuhi Suryatmaja untuk meminjam sarung wijayacapa. Ketika Suryatmaja menolak meminjamkan, terjadilah perang. Suryatmaja kemudian bersedia memotong tali pusat bayi Gatutkaca.
Di Pringgadani, Werkudara, Puntadewa, dan Kresna sedang menantikan kedatangan Arjuna yang sedang mencari alat untuk memotong tali pusat Tetuka. Arjuna kemudian datang bersama Suryatmaja dan Narada. Suryatmaja sendiri kemudian memotong tali pusat itu. Begitu tali pusat terpotong, sarung Wijayacapa masuk ke dalam perut Tetuka. Suryatmaja ketakutan dan lari meninggalkan Pringgadani. Bersarangnya sarung Wijayacapa di perut Gatutkaca tidak membahayakan, bahkan nambah kekuatan, tetapi jangan sampai Gatutkaca bermusuhan dengan Suryatmaja.Gatutkaca tidak akan kuat menghadapi pusaka Suryatmaja.
Werkudara, Arjuna, Kresna, dan Narada ke kahyangan untuk menghalau Sekipu dan Kala Pracona. Wrekudara dan Arjuna kalah, Kresna menyarankan agar Narada menjemput bayi Tetuka sebagai jago para dewa.
Kala Pracona menolak berperang melawan bayi, maka Tetuka segera didewasakan di kawah Candradimuka. Berkat bantuan Empu Ramadi dan Anggajali, bayi Tetuka tumbuh dewasa sebagai Gatutkaca yang berotot kawat bertulang besi. Kala Pracona dan Sekipu akhirnya dikalahkan oleh Gatutkaca, kahyangan Jonggringsalaka tenteram kembali.

Download : Dalang Ki Narto Sabdo




Selengkapnya...